DJKN dan SKK Migas Pantau Perkembangan Reaktivasi Train F di Badak LNG
DJKN dan SKK Migas Pantau Perkembangan Reaktivasi Train F di Badak LNG

Badak LNG menerima kunjungan kerja dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan SKK Migas pada Kamis (18/9) dan Jumat (19/9). Kunjungan ini bertujuan untuk mendiskusikan sejumlah agenda antara lain rencana pemanfaatan kilang Badak LNG untuk mengolah pasokan gas dari wilayah kerja North Ganal dan perkembangan program reaktivasi Train F.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan rapat dan diskusi di Multi Purpose Building (MPB) Badak LNG. Kemudian agenda dilanjutkan dengan kunjungan lapangan untuk meninjau langsung Train F yang saat ini dalam tahap assessment dalam rangka reaktivasi.

Pada pertemuan tersebut, Plt. Director & COO Badak LNG Feri Sulistyo Nugroho menyampaikan dalam sambutannya mengenai peran Badak LNG dalam keberlanjutan masa depan energi nasional. “Kami sangat senang dan antusias untuk berdiskusi yang berkaitan dengan masa depan produksi gas di wilayah Kalimantan Timur. Dengan keberadaan kilang Badak LNG, kami dapat memberikan kontribusi melalui tambahan pendapatan baik bagi produsen gas maupun tentunya adalah pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro menerangkan mengenai peran reaktivasi Train F dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara. “Sepanjang 2021-2060, pasokan gas di Kalimantan Timur dominan berasal dari ENI. Dengan adanya proyek reaktivasi ini dapat menumbuh kembangkan perekonomian daerah dan juga kontribusi langsung kepada pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Rionald Silaban, Direktur Jenderal Kekayaan Negara menekankan pentingnya kunjungan kerja ke Badak LNG untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas rencana pengembangan proyek North Ganal dan reaktivasi kilang. “Kunjungan hari ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik terkait rencana proyek reaktivasi Train F,” ungkapnya.
Melalui diskusi dan peninjauan lapangan tersebut menjadi langkah penting dalam memastikan kesiapan proyek serta kebermanfaatannya bagi pengembangan energi di Indonesia.