Didit Subaedi, dari 1 Kolam Menjadi 10 Kolam Ikan Lele
Budidaya ikan air tawar belakangan ini terbilang cukup menjanjikan, baik itu ikan mas, nila, patin, maupun lele. Tingginya minat pasar terhadap ikan lele membuat banyak pihak mulai melirik bisnis ini. Hal ini karena ikan lele termasuk cepat besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Hanya dalam waktu tiga bulan, ikan lele sudah dapat dipasarkan.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh kelompok Barisan Gotong Royong yang diketuai oleh Didit Subaedi. Mitra binaan Community Development Badak LNG ini telah menjadi salah satu pengusaha ikan lele di kota Bontang.
Peluang usaha budidaya ikan lele mulai digeluti oleh Didit sejak tahun 2010. Awal mula menjalankan usaha ini dilatarbelakangi karena semakin tingginya minat masyarakat akan ikan lele. Berangkat hanya dari modal satu kolam, berkat keuletannya kini Didit telah memiliki lebih dari 10 kolam ikan lele. Hal ini juga atas peran Badak LNG yang telah memberikan pembinaan, pendampingan, serta bantuan fasilitas maupun promosi untuk mendukung perkembangan usaha milik kelompok Barisan Gotong Royong ini.
Setelah semua berjalan dengan baik, maka pembudidayaan ikan lele menjelma jadi salah satu program unggulan Community Development Badak LNG di bidang pemberdayaan masyarakat yang mempunyai konsep untuk menciptakan kemandirian masyarakat.
Kelompok Barisan Gotong Royong pun telah berhasil menjalankan usahanya secara mandiri. Dari hasil usaha budidaya lele, anggota kelompok pun memiliki tambahan penghasilan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Tak hanya membudidayakan ikan lele saja, bersama istrinya, Didit berhasil mengembangkan usahanya dengan memproduksi berbagai olahan berbahan dasar lele. Diantaranya ialah lele asap, abon lele, kerupuk lele, dendeng lele, dan keripik lele. Inovasi ini tidak lepas dari dukungan Badak LNG kepada kelompok Barisan Gotong Royong.[]